Photobucket

Sunday, September 28, 2008

Doa Sang Murabbi



Dilantunkan oleh K.H. Rahmat Abdullah pada Deklarasi Partai Keadilan
Lapangan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, 09 Agustus 1998, yang diiringi oleh titisan air mata 50 Ribu hadirin.

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.

Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.
Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami.
Rukunkan antar hati kami

Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.

Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran
terhadap sesama hamba beriman.

Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian.


Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.

Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.

Wahai penguat segala yang lemah.
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.

Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.

Engkau Maha Tahu dan melihatnya.
Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.

Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.

Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami.

Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami tak akan
sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.

"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.

Berlaku pasti atas kami hukum-Mu.
Adil pasti atas kami keputusan-Mu.

Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu.
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.

Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab- Mu.

Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.

Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang
agung sebagai musim bunga hati kami.

Cahaya hati kami. Pelipur sedih dan duka kami. Pencerah mata kami.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun
dan laut yang mengancam nyawa

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam
dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat,
pasukan sekutu Ahzab angkara murka



Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan,
malam, dan perut ikan

Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka
yang membuat-Mu murka

Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada
pada-Mu karena kejahatan pada diri kami

Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu
Muhammad SAW di padang mahsyar nanti.
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu
yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu.
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.

Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud
malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku.

Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua
kekayaan demi perjuangan.

Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan
kepada kami da'i penyeru iman.

Kepada nenek moyang kami penyembah berhala.
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah.
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.

Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami.
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan
mata rantai kesinambungan ini.
Dengan sikap malas dan enggan berda'wah.
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.




Source: Untukmu Kader Dakwah (K.H Rahmat Abdullah)

Tuesday, September 23, 2008

Ikhtilat yang semakin sukar dijaga..


Bismillahirrahmanirraheem..

Sy bukanlah orang yang terlalu arif mahupun alim utk mengatakan tentang hal ini. tetapi berdasarkan pemerhatian, semakin hari semakin kritikal masalah ikhtilat ikhwah akhwat ini. Yang mengaku dirinya sbg da'ie patutnya lebih peka. walaupun nampak agak remeh namun ianya mampu mendatangkan fitnah besar sekaligus boleh mencemarkan da'wah yg kita didokongi bersama. Pelbagai situasi yg telah dan bakal mengotorkan lagi tugas mulia ini yg telah dikenalpasti.

Situasi pertama, bermula dgn perjumpaan formal yg dikatakan meeting utk urusan2 da'wah, lama kelamaan menjadi medan pertemuan dua hati yg bermasalah dan akhirnya membawa kepada perhubungan yang semakin rapat tanpa apa-apa ikatan yg sah. Sedangkan keduanya telah jelas dan mengerti apa yang sedang mereka alami.

Situasi kedua pula terbit dari alam maya yg sering kita gunakan sebagai medan penyebaran dan penyampaian ini. Bermula dgn lawatan rasmi ke 'rumah' saudara2 sefikrah, tegur-menegur, sapa-menyapa dan akhirnya membawa kpd terbentuknya ukhuwah yg erat malah ada menggelarkannya "ukhuwah fillah". Sama juga kesannya jika medium yg digunakan adalah ym dan apatah lagi jika bersms.

Dan situasi yg ketiga pula, yang hampir serupa dgn situasi pertama dimana perjumpaan yg sering berlaku di program2 tarbiyyah dan da'wah yg mana dalam pada itu diri tidak mampu dikawal. Apatah lagi mata yg jahat itu yang sering mencuri2 pandang kearah sesuatu yg belum halal baginya. Membawa kepada kotornya hati sehingga fikiran teringat2 akan insan tersebut.

Persoalannya, dimanakah kesucian da'wah itu andai dicemari dgn perkara2 sebegini? apakah yg dikatakan ukhuwah fillah itu sedangkan cara perlaksanaannya adalah tidak mengikut syara'. Berbual dan menghabiskan masa antara lelaki dan perempuan dengan perkara2 yang tiada kaitan dgn da'wah. Kemudian masuk kepada hal2 yg lebih peribadi, kenal mengenal dan sebagainya. Sy semakin keliru.. tidak terasa sesuatukah dlm diri kita yg sering menyeru ke arah kebaikan, mengaku sebagai da'ie, buat kerja2 islami, mengaku menyambung tugas mulia para Rasul sedangkan diri kita sendiri tidak mengamalkannya terlebih dahulu?

Mungkin kita selalu cegah org bercouple, couple haram n so on, but at the same time kita sendiri buat perkara2 yang Allah larang tu. Tapi caranya mungkin berbeza dan lebih islamic. Wujud ke cara mcm tu? maaf, sy tak pernah tahu. yg sy tahu hanya nikah shj satu2nya jalan yg membolehkan ikatan itu berpanjangan. Tak perlu sy terangkan secara detail sbb sy seyakinnya pasti kalian lebih mengetahui apa yg dimaksudkan krn kita semua berada diatas satu jalan yg sama dan mempunyai matlamat yg serupa.

Yang menulis tidaklah sebaik yg membaca..


Wallahu a'lam..


Dan tetaplah memberi peringatan, kerana sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.. [51:55]

"Kalian ditolong oleh Allah kerana kemaksiatan musuh kalian dan ketaatan kalian kepada Allah. Maka tingkatkanlah ketaatan kepada Allah.." (Umar Al-Khattab)



:~: Ya Allah, letakkanlah dunia ini hanya ditanganku, bukan sekali-kali dihatiku..Ameen Ya Robb :~:

Wednesday, September 17, 2008

Kepompong Ramadhan

Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya (Hr. Bukhari Muslim).


Pernahkan Anda melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fasa dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari.


Setelah itu ia pun akan keluar dalam keadaan lain : ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa ya
ng tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan indah alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian menjadikannya koleksi sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.


Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Kebesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) mahupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakin Al Qur'an dan Al Hadits.

Jika proses metamorfosis pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, waktu yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam 'kepompong' Ramadhan, segala aktiviti kita sesuai dengan ketentuan-ketentuan "metamorfosis" dari Allah, niscaya akan mendapat hasil yang menyenangkan yakni manusia yang berdarjat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.



Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. 79:40 - 41).

Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? Kerana selama ini pada diri kita terdapat latihan lain yang turut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai Allah. Siapakah pelatih itu? Dialah syaitan laknatullah, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syaitan. "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu kerana syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala," (demikian firman Allah dalam QS. 25 : 6).

Akan tetapi kita bersyukur kerana pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syaitan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita dan kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah puasa kita harus ditingkatkan. Tidak hanya puasa atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja bahkan semua anggota badan kita lainnya agar mahu melaksanakan amalan yang disukai Allah. Jika hawa nafsu sudah mampu kita kendalikan, maka ketika syaitan dilepas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati sirat di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Pada bulan Ramadhan ini, kita dianggap sebagai tetamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga puasa kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita supaya turut berpuasa.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, kerana tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai disia-siakan.

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan sentiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga selepas 'kepompong' Ramadhan ini kita masuki, kita akan kembali kepada fitrah bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, amiin..




By: Aa Gym
Translated n edited by: CaHaYa KeBaJiKaN

Friday, September 12, 2008

DI MANA ALLAH DALAM KEKUATAN KAMU?

Pernah suatu ketika, seorang sahabat mendekati saya tika jiwa berkecamuk dengan cabaran-cabaran yang mendatang. Tampak jelas saya seolah-olah tidak mampu untuk berdiri teguh merentas hari-hari yang sarat dengan isu dan masalah. Sahabat itu, dengan galak matanya dan senyuman manisnya menyapaku dengan tenang. Ketenangan yang sudah agak asing bagi diri aku. Tidak banyak yang dilontarkan dari bibir sahabat itu. Namun, kata-katanya masih terngiang-ngiang di telinga, terpasak di minda dan mengakar di sanubari ini.



Saya masih ingat persoalan yang dilemparkan olehnya. Persoalan yang diajukannya membuatkan saya terpaku tanpa kata. Ia bertanya, apakah kekuatan yang mendorong kamu untuk beramal dan menyampaikan risalah Allah? Saya tersentak.

What kind of question is this? Where is he going with the question? Is this a trick question? All kinds of queries raced through my mind, but I was still mum with no answer.

“Faham ke tak soalannya?” dia bertanya lagi sambil mengukir senyuman.

Saya mengangguk, meskipun hati masih belum 100% pasti dengan pemahaman sendiri.

“Erm, rasanya, banyak juga punca-punca kekuatan saya. Saya sentiasa terdorong oleh sahabat-sahabat lain yang sama-sama beramal untuk Allah SWT. Ramai sahabat-sahabat yang sentiasa memberi teguran, peringatan dan mengajak meningkatkan amalan-amalan seharian. Kemudian, tarbiyyah yang saya lalui juga banyak membantu membina zatiyah dalam diri. Tarbiyyah itu memberi kesedaran yang besar tentang tanggungjawab sebenar seorang muslim. Rasanya, fitrah manusia itu sendiri juga mainkan peranan. Kita sebagai manusia sememangnya diciptakan untuk memakmurkan bumi Allah berlandaskan hukum-hukum Allah, semestinya elemen fitrah juga menolak diri saya untuk melaksanakan tanggungjawab sebagai hambaNya.” Itulah celoteh saya untuk meyakinkan sahabat itu.

Sekali lagi, dia tersenyum. Saya senyum kembali sambil memandang tepat ke matanya. Dia pun bersuara, “Okay, so, you mentioned your friends, tarbiyyah and fitrah.” Saya mengangguk tanda setuju.

Dia menambah, “Di mana Allah dalam kekuatan kamu?”


Astaghfirullahalazim. Saya tertampar dengan persoalan itu. Tamparan itu masih terasa sehingga kini. Persoalan itu membuka mata dan minda saya yang masih cetek ketika itu. Di mana Allah? Apa peranan Allah dalam kekuatan dan zatiyah diri saya? Mengapa saya tidak sebutkan Allah sebagai kekuatan saya, sedangkan Allah sepatutnya menjadi tunjang utama kekuatan seorang daie.

Sejujurnya, saya sungguh kecewa dengan diri sendiri. Saya sedar, akhlak manusia itu terpancar pada pertuturan dan perbuatannya yang paling spontan. I was disappointed with the fact that I did not spontaneously mention Allah as my core strength. I listed other factors like the constant reminders from my peers, the upbringing and knowledge gained through education and tarbiyyah, as well as the nature of humankind as Allah’s slave. But, I failed to mention Allah per se.

“Astaghfirullah. Ya Allah, ampunkanlah dosa hambamu ini, terimalah taubat aku seadanya.”



Sahabat saya mendekati saya, lalu duduk sebelah-menyebelah. He wisely said,

“Selayaknya, Allah perlu menjadi sebab utama kita berada di sini. Allah perlu menjadi kekuatan utama kita dalam menghadapi hari-hari sebagai pembawa risalahNya. Memang tak dinafikan, kawan-kawan kita sangat banyak membantu kita, mereka banyak mengingatkan kita tentang tanggungjawab dan amalan yang perlu dibuat. Sahabat-sahabat kita juga yang selalu ada bersama kita dalam keadaan susah dan senang. Peranan mereka besar dalam memastikan kita terus tsabat dalam menjalankan amanah Allah. Namun begitu, hakikatnya semua datang dari Allah SWT.”



“Kita sering lupa hakikat di sebalik yang terlihat oleh mata kasar. Kita nampak sahabat-sahabat kita bersama kita. Kita nampak mereka ketawa dan menangis bersama. Makan, masak, riadah dan bersiar-siar bersama-sama. Tapi kadang-kadang kita terlepas pandang bahawa di sebalik itu semua, Allah yang merancang segalanya. Mungkin kalau kita duduk sendirian, muhasabah di waktu malam, kita tidak lupa bahawa Allah adalah perancang utama yang mengizinkan segalanya berlaku. However, in the spur of the moment, when we are around other people, having fun or feeling sad, we tend to forget that fact. We usually see and acknowledge things that we can physically visualize, failing to acknowledge the main superior in our lives, which is Allah.”



Saya masih lagi rasa malu dengan jawapanku tadi. Malu pada diri sendiri, malu pada sahabatku itu dan paling penting, malu pada Allah. Seorang daie hendaknya, meletakkan Allah di puncak segala-galanya. Apabila saya merenung kembali peristiwa ini, banyak pengajaran boleh saya perolehi.

In my opinion, it all relates back to the initial intention that we had when we first told ourselves, “we want to be a better muslim, we want to spread Islam, we want to be a daie.” Why? What was the reason behind all that wants? Is it truthfully and honestly because of Allah, or was there another agenda lurking beneath that beautiful action? If we truly did it because of Allah, with He’s will, we won’t forget Allah throughout the course of our life as a Muslim. However, if we had other intentions, don’t fret. We still have time to repent and renew our intentions. Allah is Most Merciful and surely He loves His slaves who are constantly trying to improve and become better Muslims.

Jika kita meletakkan kekuatan kita pada sahabat-sahabat kita, apa agaknya akan berlaku jika kita tidak lagi bersama-sama sahabat kita? Apakah kita masih akan bertahan dan menjalankan amal dakwah dan menyebarkan risalah agung ini? Apakah kita masih mampu mengekalkan amalan-amalan Islami yang saban hari kita lakukan?

Maka, kekuatan kita perlu diletakkan pada Allah S.W.T. Allah yang menentukan segalanya. Dia yang memberi hidayah dan taufiq pada kita dan sahabat-sahabat kita. Kehadiran kita pada saat ini berada di bawah kekuasaan Allah semata-mata. Siapa kita untuk berserah kepada yang lain dariNya?

InsyaAllah, jika kita terus-menerus meletakkan Allah sebagai kekuatan utama, tak kira di mana kita berada, berseorangan atau beramai-ramai, di Malaysia atau di luar negara, kaya atau miskin, susah atau senang, sihat atau sakit; kita akan sentiasa mengingati amanah dan tanggungjawab kita sebagai Muslim sebenar.

Thus, in this very moment, truthfully and honestly,

Di mana Allah dalam kekuatan kamu?



=================================================

Source : http://bahantarbiyyah.info

Wednesday, September 10, 2008

Uncontrolled..

Bismillahirrahmanirraheem.. Hari ni sy penat sangattt.. class full, tp Alhamdulillah ada waktu break sekejap utk solat. Pastu sambung balik kt kelas yang sama. Bayangkanlah, 3x masuk class yang sama. Pastu class yg memang xblh nak handle la bdk2nye.. rasa cm nak jerit je kuat2..(padahal memang sy dah jerit pun). Geram sangat! Tp xreti nak marah sbb dorang ni cm xde perasaan. Sy pun pelik, kenapa smpai mcm tu? B4 ni class tu ok je. Mungkin sbb b4 ni sy masuk utk sbjct seni n dlm class tu ada separuh je student, yg lg sparuh p class ICT kt lab. Tapi kali ni utk sbject english, sy kena ajar utk semua student class tu. Hmm.. tak tau la nak cite mcm mana situasi tadi. Sangat2 teruk!

Masuk2 tu ok lagi, bila suruh keluarkan buku je, masing2 dah start jalan2, nak p toilet la, basuh muka la, ape la.. pastu sy tak bagi, sbb dah ada yg kluar masa tu. Then dorang pun mogok tak nak bukak buku n duk rmai2 kt belakang tu. Main ape tah. Sangat bising. Yang best tu, banat pun sama buat bising. Kalau kelas lain banat xde la teruk mcm tu. At least dengar la jgk arahan. Yang nak pegi basuh muka tu, masuk2 je dah mcm mandi plk, habis basah kuyup baju. Rupa2nya, kat tempat wudhu’ tu dorang dok main siram2 air.. sy tak perasan masa tu. Sbb nak control yg kat dalam class, yang kat luar plk terabai.. At last, tarik dorang masuk n sy terpaksa kunci pintu depan n blkg, xnak bg dorang keluar punya pasal. Huh, 1 Ammar.. memang pelik! Grr.. geram..geram..geram !! padahal majoriti puasa tuh, tp aktifnya Ya Allah..

Ada skali tu masa dlm class, dorang buat bising jgk, then sy tanya la, "Antum ni puasa tak hari ni?" semua jawab "puasa..." habis tu kenapa aktif sangat? Mcm org tak puasa je.. Skali ade sorang banin ni jawab, " Ala muallimah, kitorang sahur pagi tadi makan oat la, sbb tu boleh tahan lapar dan bertenaga.." hmm, bijak..bijak.. ade je jwpnnya. Tak pernah kering idea la bdk2 ni. Nmpak je kcik, tp akal panjang. Sy mmg rasa seronok sgt bila tgk gelagat mereka2 ni. Mcm2 perangai ada. Ada yg suka mengusik, yg suka berjalan, suka sengih sorang2 (wlpun sy xbuat lawak) n mcm2 la.. yang suka berkepit pun ada. Asal sy masuk je, terus lari n peluk sy, pegang tangan la, lipatkan tudung, usik2 baju.. dorang ingat sy ni kakak dorg ke ape.. suke2 hati je. masa 1st time sy masuk dulu ada yang cakap " mlmah, boleh x ana nk panggil mlmah kakak sbb muka mlmah ni mcm kakak2 la, ana xbiasa.." pergh, sesedap rase jek. mcm2 lg la ayat2 pelik dorang ni. tp sy xboleh nak marah. Sbb cara dorang mmg mcm tu. tak boleh nak marah2 selalu. nnt xnak dengar ckp. marah wktu2 tertentu je.. (err,betul ke teori ni?huhu..)

Bila sy alami semua benda ni, terus teringat pd cikgu2 sy dulu. Mesti dorang pun rasa benda yg sama jgk kan? Tah2 lagi teruk dari tu, sbb sy dulu pn boleh tahan jgk baikkknye..hehe. MasyaAllah, besarnya pengorbanan seorang guru dlm mendidik pelajar menjadi SESEORANG. Lebih2 lagi jika dididik dengan cara hidup Islam dan diamalkan sehingga terlahirnya rijal2 yang mantap yang bakal meneruskan perjuangan Rasulullah s.a.w dalam menegakkan Deenul Haq ni. Moga adik2 ni akan menjadi generasi penyambung ’tugas mulia’ ni satu hari nanti. InsyaAllah. Ameen Ya Robb..


Me : Lepas ni kena ubah strategi sebelum masuk class tu. Strategi lama xjalan. Hmm, mcm nak p perang plk..hee~ perang ngn bdk2 kcik! (^_^)

Saturday, September 6, 2008

" 3R "

" REMAJA RAIKAN RAMADHAN (3R) "
1429H - 2008

Tarikh: 13–14 September 2008

Masa: 8.30 pagi 13 September

hingga

1.00 tengahari 14 September

Tempat: Masjid As-Syakirin, KLCC, Kuala Lumpur

Terbuka untuk remaja 12 - 17 tahun, lelaki dan perempuan.

Untuk maklumat lanjut dan pendaftaran "ONLINE" :

--> DISINI <--


Tarikh tutup penyertaan:

11 September 2008


Cepat adik-adik!!

Jangan lepaskan peluang keemasan ini..


Anjuran Bersama

JIM Kuala Lumpur , Masjid As-Syakirin KLCC dan World Assembly of Muslim Youth (WAMY)

dan disokong oleh

Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur (JAWI). Dilaksanakan bersama JIM Daerah Batu, JIM Daerah Cheras dan JIM Daerah Titiwangsa


Thursday, September 4, 2008

Tazkirah Ramadhan : Menjadi Hamba "Rabbani" Bukan Sekadar "Ramadhani"

Bismillahirrahmanirraheem..

Tazkirah ni sy copy paste jd dr net JDB. Tak sempat lg nak baca. Sbb tu sy post kat sini. Kalau sy biarkan je kt inbox, nnt makin lama makin byk email masuk n tazkirah ni pun hilang dibawah timbunan email2 baru dan tak sempat nak cari dan baca balik. So, baik sy letak kt blog, at least senang sikit nak baca bila ada masa n dlm masa yg sama org lain pun boleh tumpang sekaki.. Betul x? Ok, layan..

Indahnya Bulan Ramadhan

By: Mohammad Haafiz Mohammad Aris

Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Wahai semua orang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana
puasa pernah diwajibkan kepada umat sebelum kamu, semoga kamu terpelihara"
(Al Baqarah 183)

Begitu cepat waktu berlalu, tanpa terasa Ramadhan kembali akan kita jelang. Sungguh cepat rasanya perjalanan masa meskipun setahun tak pernah kurang dari 12 bulan. Demikian memang waktu terus berjalan, bergerak dan berputar sesuai dengan porosnya, mengikuti sunnatullah yang tidak bisa dihentikan, kecuali Allah semata. Perjalanan hidup manusia di dunia adalah merupakan waktu yang terus berjalan, dan kelak nanti akan ada pertanggungjawaban di akhirat, untuk apa waktu yang disediakan dalam hidup dipergunakan? Dan Allah SWT banyak bersumpah dalam kitab-Nya dengan menggunakan waktu; seperti yang banyak termaktub dalam Juz 30, disitu Allah bersumpah dengan waktu-waktu yang biasa demi dilalui oleh manusia. secara umum Allah menyebutkan; Demi masa (surat Al-Asr), dan secara khusus Allah menyebutkan demi waktu Fajar (surat Al-Fajr), Demi waktu Dhuha (surat Ad-Dhuha), demi waktu malam dan demi waktu siang (surat Al-Lail) dan lain-lainnya.. Tentunya sumpah tersebut mengisyaratkan akan pentingnya waktu yang harus diperhatikan oleh manusia dan kesempatan emas untuk dipergunakan sebaik-baiknya sehingga tidak menjadi orang yang merugi.

Allah SWT berfirman:

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ
آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ


"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". (Al-Asr:1-3)

Dan dalam ayat lainnya Allah juga berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ
أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (Al-Mulk:2)

Jadi inti dari terhindar dari kerugian terhadap waktu yang disediakan adalah iman dan amal salih.

Dan Allah mempergilirkan kehidupan ini, juga untuk melihat siapa yang memiliki jiwa juhud dan mendapatkan syahadah dalam hidupnya serta mendapatkan ridha dari Allah SWT.

وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ
الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ

"Dan masa itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'". (Ali Imran:140)

Namun, syukur al-hamdulillah kita masih sempat menemui Ramadhan dan semoga semua kita dapat berpuasa sesuai dengan perintah Allah, dan menjadikannya waktu dan kesempatan berharga untuk memperbanyak ibadah, amal shalih dan aktivitas lainnya untuk mendapatkan rihda Allah SWT.

Kita tentunya merindukan kehadiran bulan Ramadhan sebagaimana rindunya Rasulullah SAW dengan bulan ini. Kita tentunya bahagia dengan hadirnya bulan Ramadhan sebagaimana Rasulullah saw bahagia menyambut bulan ini. Begitupun tentunya kita sangat senang dengan bulan Ramadhan yang kita jelang, sebagaimana Rasulullah saw sangat senang ketika bulan Ramadhan akan dijelang. Oleh karena itulah, sejak bulan Rajab, Nabi saw mulai banyak membaca doa :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانٍ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah usia kami hingga bulan ramadhan"

Dan ketika menyambut terbitnya bulan sabit saat memasuki bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW berdoa pula :

اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ
وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ
وَخَيْرٍ

"Ya Allah, terbitkanlah (dan tampakkanlah) hilal kepada kami (diiringi) dengan keberkahan dan keimanan serta keselamatan dan keislaman, (jadikanlah dia) sebagai hilal kebaikan dan petunjuk, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh."

(At-Tarmidzi (9/142), imam Ahmad (1/162), Ad-Darimi (2/7) dan lain-lain, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Wabilush Shayyib, hal. 220)

Selama Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak ibadah dan amal kebajikan, termasuk infak, sedekah dan menyantuni fakir miskin. Dengan demikian, Ramadhan membawa berkah berupa peningkatan nilai keislaman, kekuatan iman dan keamanan, serta merebaknya kedermawanan.

Bulan Ramadhan dengan banyak keistimewaannya telah banyak kita dengar dan ketahui, nama yang tidak asing bagi umat Islam. Sayyidus suhur (penghulu bulan-bulan) adalah merupakan julukan yang sangat indah, bulan nuzulul Quran, bulan tarbiyah, bulan tarqiyah (peningkatan) taqwa dan amal ibadah, sebagaimana bulan ini memiliki banyak gelar sesuai dengan fungsi dan peranannya. Antara lain : Syahrul barakah (bulan penuh kenikmatan dan limpahan karunia), Syahrul Najah (bulan kemenanga dan pelepasan dari azab neraka), Syahrul Juud (bulan kemurahan), Syahrul Muwasah (bulan kepedulian dan memberi pertolongan kepada yang membutuhkan), Syahrul Rahmah (bulan penuh rahmat Allah), dan julukan-julukan indah lainnya.

Namun dari sekian banyak keistimewaan dan keutamaannya, sangat sedikit dari umat islam yang belum menyadarinya, atau mungkin mereka sadar tapi belum menyentuh lubuk hati mereka sehingga saat Ramadhan tiba, tidak ada raut wajah yang sumringah atau bergembira menyambutnya. Mengikuti amaliyah Ramadhan sebagai kegiatan ritual saja, sekedar melepas dan menggugurkan kewajiban atau sekedar adat (kebiasaan) yang sudah biasa dilakukan setiap tahun, sehingga setiap kali selesai bulan Ramdhan kepribadian seseorang tidak meningkat dan berubah, tetap seperti yang lama, yang berubah hanyalah umurnya saja, setiap hari terus bertambah.

Insya Allah, Kami mencoba menghadirkan kajian sederhana, yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan amaliyah Ramadhan, yang diberi tema "menjadi hamba "RABBANI bukan sekedar "RAMADHANI". Dengan maksud bahwa ketika memasuki bulan ini kita dapat menjadi hamba yang benar-benar mengabdikan diri kepada Allah, taat dan patuh kepada perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, benar-benar menjadi hamba rabbbani bukan hanya ramadhani, yang tidak hanya sekedar melewati bulan ramadhan sebagai ritual tahunan tanpa makna, tidak hanya mengubah prilaku makan, menahan haus dan lapar disiang hari tanpa hasil yang berharga, melakukan tarawih di malam harinya, dan aktivitas ritual lainnya yang ada dalam bulan ramadhan tanpa ada perubahan dalam diri secara maksimal, namun berusaha untuk mengambil hikmah yang terkandung dalam segala aktivitas, ibadah dan amaliyah di bulan tersebut sehingga mendapatkan derajat yang paling mulia disisi Allah; yaitu Taqwa.

Karena itulah agar puasa tidak sia-sia, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, maka hendaknya melakukan persiapan diri dengan cara :

1. Persiapan Ruhiyah; dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.

2. Persiapan Fikriyah; melalui pembekalan diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah dan ibadah di bulan Ramadhan.

3. Pesiapan Jasadiyah; dengan menjaga kesehatan badan, menciptakan kebersihan lingkungan serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan teratur.

4. Maliyah; dengan menyiapkan diri menabung dan menyisihkan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar kepada orang lain dan membantu orang yang membutuhkan.

Agar kelak menjadi hamba rabbani baik qobla (sebelum), atsna'a (pada saat) dan ba'da (setelah) ramadhan.

Namun menjadi hamba robbani tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, perlu waktu, tenaga dan usaha terutama ilmu dan pengetahuan, karena setiap amal ibadah harus dilandasi dengan ilmu pengetahuan agar tidak terjerumus pada taklid, karena itu pula Allah SWT berfirman :

وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ
وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

"… Namun jadilah kalian hamba Robbani, terhadap apa yang telah kalian pelajari dari kitab Al-Quran dan dari apa yang telah kalian kaji". (Ali Imran:79)

Rasulullah saw bersabda :

لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِي مَا فِي رَمَضَانَ مِنْ خَيْرٍ لَتَمَنَّوْا
السَّنَةَ كُلِّهَا رَمَضَانَ

"Andaikan umatku mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus." (HR. Ibnu Khuzaimah).

تُفَتَّحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغَلَّقُ أَبْوَابُ النَّارِ،
وَيُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، وَيُنَادِي فِيهِ مُنَادٍ كُلَّ لَيْلَةٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ هَلُمَّ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ اقْتَصِرْ

"Bulan Ramadhan; di dalamnya pintu surga dibuka, pintu neraka di tutup dan syaitan-syaitan dibelenggu, di dalamnya pada setiap malamnya ada seruan; wahai para pencari kebaikan marilah kemari, dan wahai para pelaku kejahatan berhentilah". (Thabrani)

"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". (Ali Imran:8)

Wallahu a'lam..


Monday, September 1, 2008

Macam2..

Bismillahirrahmanirraheem..

~AHLAN YA RAMADHAN KAREEM~

Alhamdulillah, sedar tak sedar kita telah pun melangkah ke bulan yg penuh dgn rahmah dan barokah ini.. setelah setahun dinanti, akhirnya diberi juga peluang utk kita bertemu dengannya. Alhamdulillah.. Alhamdulillah wa syukurillah..

Syukur sekali lagi atas nikmat2 yg diberikanNya. Menjadikan kami sehingga ke hari ini terus berada dimedan ini demi pengislahan diri dan ummah. Ya Allah betapa besarnya kurniaanMu ini.. jangan sekali-kali Kau jadikan kami hamba yg kufur akan nikmat2 yg telah Kau beri. Berikan kekuatan buat kami utk menggunakannya secara "adil" yakni dengan meletakkan ia pada tempatnya. Amin..

======================================

Baru selesai berkbm di smk bandar banting. Alhamdulillah.. but no comment. Most of them give d same statement but not 4 me. I've different opinion. Sape yg ada kt situ mungkin tahu la statement apa yg sy maksudkan tu. Dah la, tak nak membesarkan isu yg tak bape nak besar. Laporan lanjut, tunggu report dr sesape kat blog kbm kl ok.. ;-p

========================================

Terdetik dihati utk menulis sesuatu tentang posting yg sebelum ni. ANAK? Hmm, jgn salah faham atau fikir lain pulak. Baru2 ni sy telah membuat lawatan rasmi kebeberapa buah blog sahabat2 seperjuangan yang kebanyakkannya sangat hebat dlm tugas2 dakwah ni dan kebanyakkannya telah pun bernikah. Alhamdulillah, masing2 dikurniakan pasangan yg juga sefikrah dan sekufu dgn mereka. Bak kata Pak Hassan, kalau nak b'nikah, sebaik-baiknya carilah yang seaqidah, sefikrah dan yg paling baik sejamaah, agar penerusan tarbiyyah tak terhenti begitu sahaja selepas berkahwin. Ada yang sering mengingatkan serta menegur dikala lupa, lalai dan tersilap. Tapi apakah dengan mencari yang sekufu seperti diatas tu betul2 dapat memastikan kita terus-terusan berada dijalan ni dengan komitmen yang tinggi seperti sebelumnya? Sy pasti anda ada jawapannya.. Dari apa yang sy lihat dan perhatikan, ia tak 100% menjamin keberadaan dan komitednya kita dlm da'wah tu sendiri. Sehingga boleh menjadikan kita tidak tergolong dalam golongan futur seperti yang pernah sy nyatakan dlm post terdahulu. Mungkin kita akan menjawab.. Memang la, sebab semua tu Allah yg tentukan. Hidayah tu datang dari Allah. Kita semua pun belum pasti apa yang bakal terjadi pada kita kelak. Even sy sendiri pun.. Sangat risau jika tiba2 suatu hari nanti Allah tarik nikmat BERHARGA ni.. na'uzubillah, jauhkanlah Ya Allah!

Hmm..mungkin ada yg masih kabur2 lagi, apa yg sy nak sampaikan sebenarnya. Sebenarnya mcm ni, dlm lawatan rasmi sy ke blog sahabat2 seperjuangan baru2 ni, sy telah mendapati suatu kepelikkan disitu. Antara post2 mereka terdahulu (sebelum nikah) dan post2 mereka kini (selepas nikah). Apa yg lainnya? tak faham? ok, mcm ni..dulu masa belum kawen, posting semua ttg tarbiyyah n keje2 da'wah. Tapi lepas kawen, lebih fokus pada baitul muslim yg dibina. Bagus la sbb memberikan contoh dan galakan kpd yg masih belum kawen utk bersama2 mengikut jejak langkah mereka. tapi apa yg tak bagusnya? erm, sy tak ckp semua da'ie yg dah kawen mcm tu, ada juga yang masih terus komited dgn penulisan tentang tarbiyyah n da'wah. Alhamdulillah. Tapi, sy agak pelik dgn mereka2 yg tidak sebegitu. Sebaliknya lebih fokus pada perkara yg sy kategorikan sebagai 'kurang penting'.. Bagi ikhwah yg baru berkawen, sibuk menceritakan ttg zaujahnya yg begitu dan begini.. ttg keadaan mereka selepas berkawen dan sebagainya. Begitu juga dengan akhawat. Tapi tulisan mereka tetap more 2 da'wah style la.. mungkin dah terbiasa. tapi apa yg nk disampaikan tu jelas m'gambarkan keadaan mereka skrg. sehingga sy terdorong utk menulis entry sebegini. Kecuali beberapa orang yg memang sy tahu keadaan mereka sbenar. Maaf, mungkin ada yg kurang bersetuju. tapi sekali lagi sy ingatkan, bukan semuanya begitu.

Then, itu utk yg baru menikah. Bagi yg sudah menerima cahaya mata lain pula agendanya. Post yg lebih fokus pada anak2. Kadang2 tu sy rasa tak perlu kot nak cerita satu persatu perkembangan anak masing2. Sehinggakan orang boleh tahu, sekarang anak dia ni dah pandai merangkak, skrg dah pandai cakap, pandai melompat dan sebagainya. Nampak tak perbezaannya? dgn yg dulu n skrg.. Sy sgt risau dan bimbang jika apa yg sy sentuh ni berbalik pada diri sy sendiri nanti. Na'uzubillah, sy tak mahu disibukkan dgn hal2 dunia.

Bila terfikir tentang tu, sy teringat ayat2 peringatan yg banyak dlm Quran yg menyentuh tentang hal ini. Antaranya satu ayat yg selalu sgt ustaz sy baca masa solat kt kampus dulu:

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi soleh adalah yang lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik utk menjadi harapan.."
(18:46)

Dulu sy pelik sgt, kenapa ustaz suka baca ayat ni eh? smpai sy pun naik hafal. Tak tau la org lain perasan ke tak. Tapi sy memang perasan sgt. Ustz baca dgn nada yg amat sayu terutama time solat subuh. Skrg baru sy faham, mungkin dia sedang diuji atau rasa sgt teruji dgn kehadiran isteri dan anak-anak. Sehingga kerap kali dia mengingatkan diri dia melalui ayat ini. Dan bukan ayat ni saja, banyak lagi ayat2 peringatan antaranya:

"Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir. ."
(9:85)

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).."
(3:14)

"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.."
(8:28)

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.."
(63:9)

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.."
(64:15)

Jelas dan terang maksudnya. Tak perlu dihurai satu persatu bagi seseorang yg bergelar da'ie. Ingat..tak semua mcm tu. Hanya segelintir sahaja kot. Peringatan ni sbenarnya sy tujukan buat diri sy sendiri. Walaupun belum pasti bila akan tiba masanya, ataupun mungkin takkan tiba krn ajal yg bakal menjemput bila2 masa, tapi sy tetap nak mengingatkan diri sy. Sy tak nak proses tarbiyyah dan da'wah ni jadi suram je satu masa nanti. Dan yang paling sy tak nak, jika sy lah salah seorang penyumbang kepada kekelaman dan kesuraman tersebut. Tiba-tiba jadi risau.. Ya Allah, jangan sekali-kali Kau jadikan aku seorang hamba yg memberi peringatan, tapi tidak dijadikan amalan untuk dirinya sendiri..aminn..

Sy mohon maaf andai ada yg terasa hati dgn penulisan sy kali ni. Seperti yg sy cakapkan tadi, sy hanya ingin mengingatkan diri sy sendiri agar tak lalai dgn kehidupan dunia yg penuh tipudaya ini.. Doakan moga kita semua terus tsabat dijalan yg haq dan ikhlas berjihad utk deen ini. Amin..


Me: Yea..puasa dah! best3!! Moga jadi ramadhan yg terbaik dari yg sebelumnya..