Photobucket

Thursday, May 21, 2009

Belajar dari lebah..

Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merosak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peranan dan tugas apa pun yang dia pikul akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”

Kehidupan ini akan menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera dengan manusia-manusia seperti itu. Siapa pun mereka, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peranan dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.


Sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw dengan sabdanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan,

“Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:


Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.


Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Ia sangat jauh berbeza dengan lalat. Lalat amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandungi bahan madu atau nektar.

Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; kerana sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168) (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)

Kerananya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan rasuah, pencurian, penyalahgunaan, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).

Mengeluarkan yang bersih.

Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahawa madu mempunyai khasiat untuk kesihatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Baru-baru ini telah ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesihatan iaitu air liurnya! Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah diwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak mensengsarakan orang lain melainkan justeru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk seb
esar-besar kemanfaat manusia.

Tidak pernah merosak


Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merosak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan kerosakan dalam hal apa pun: baik material maupun non-material. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat.

Dia m
elakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerosakan terjadi akibat rasuah, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan perasuah itu ke pengadilan.

Bekerja keras

Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah bekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarja dan beramal.

Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusa
n), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7) Kerja keras dan semangat pantang undur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Kerana, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia (kecuali yang mendapat rahmat Allah) tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.

Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan


Lebah selalu hidup dalam kelompok besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kol
ektif, dan masing-masing mempunyai tugas masing-masing. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya.

Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.” (Ash-Shaff: 4)


Tidak pernah melukai kecuali jika diganggu

Lebah tidak pernah memulai serangan. Ia akan menyerang hanya tatkala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: "Musuh tidak dicari, tapi jika ada, tidak lari".

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Pasti punya hikmahnya.

Allahu a’lam.
be like the bee.. ^_^


Disunting dan dialih bahasa dari Dakwatuna.com

>> Under Construction <<

Rapuh...

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Kupersembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

" Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa

Hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu

Dalam dadaku harap hanya
DiriMu yang bertahta.."


Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu..



Tuesday, May 5, 2009

Konvensyen Berakhirnya Agenda Zionis


9 MEI 2009

8 pagi – 5 petang

Dewan Merdeka

Pusat Dagangan Dunia Putra, PWTC


Anjuran Bersama

AMAN PALESTIN BERHAD

&

PERSATUAN BELIA ISLAM NASIONAL (PEMBINA)


Barisan Panelis :

Dr. Muhsin Saleh

Pengarah El Zaytouna Centre for Studies and Consultations di Beirut, Lubnan

Profesor Sejarah dan Kontemporari Arab Moden

Dr Azzam al-Tamimiy

Pengarah Institut Pemikiran Politik Islam di London

Dr. Roslan bin Mohd Nor

Pensyarah Kanan Jabatan Sejarah dan Tamadun Islam, Universiti Malaya

Phd Kajian Jurusalem – Islam


Kenapa mesti datang?

Menunjukkan kesungguhanan dan solidariti bersama pejuang dan rakyat Palestin untuk membebaskan bumi Anbiya’ iaitu Palestin daripada cengkaman Zionis - Israel. Mendapatkan kefahaman tentang empayar “Israel Raya” yang sedang dibina oleh Zionis, serta ancaman bahayanya kepada ummat Islam khususnya, bahkan dunia amnya. Mendapatkan kefahaman tentang propaganda dan dakyah negatif Zionis kepada ummat Islam, bahaya yang dibawanya serta langkah menghadapi ancaman propaganda Zionis itu. Mendapatkan kefahaman bahawa akhirnya usaha Zionis hanyalah sia-sia dan pasti menuju kehancuran, bahkan mereka sedang menuju kehancuran. Mendapatkan kefahaman bahawa perjuangan jihad ummat Islam seluruh dunia terutama dalam membela Palestin akan berjaya, bahkan ia adalah sesuatu yang pasti kerana telah dijanjikan oleh Allah swt. Menunjukkan solidariti dalam mencabar Zionis di persada media antarabangsa bahawa kita ummat Islam bukanlah lemah, bahkan kita sedang bangkit. Biar Zionis terkejut dengan cabaran kita bahawa ‘Agenda Zionis Akan, Bahkan Pasti Berakhir’. Jom datang sertai 3,000 atau lebih peserta konvensyen. Tunjukkan solidariti mencabar Zionis laknatullah!


Konvensyen ini membincangkan :

  • Kejatuhan Islam dan Kewujudan Negara Israel
  • Sejauh Manakah Kesan Kewujudan Zionis Terhadap Dunia Sejagat.
  • Peranan Seorang Muslim Dalam Menghadapi Musuh Zionis
  • Hakikat Zionis dan Agenda yang Dipropagandakan.
  • Kebangkitan Islam di Palestin dan Status Agenda Zionis Masa Kini.


Jom daftar sekarang!

Sebelum 3 000 tempat duduk penuh


Cara 1 : Tel 03 8926 7019 Nyatakan penyertaan KBAZ, Nama Penuh dan No IC

Cara 2 : Fax 03 8925 9963 Nyatakan KBAZ, Nama Penuh dan No IC

Cara 3 : Email kbaz2009@yahoo.com Nyatakan KBAZ, Nama Penuh dan No IC

Cara 4 : Sms 019 607 7372 Nyatakan KBAZ, Nama Penuh dan No IC


Bayaran masuk RM10 semasa hadir