Photobucket

Tuesday, December 14, 2010

Dunia maya mempersonakannya

Ia seorang ikhwan yang iltizam terhadap din. Penghafal Al-Quran yang juga sangat bersemangat dalam mempelajari sunnah Nabi, mempraktekkannya dan mendakwahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bolehlah sebut dia sebagai aktivis dakwah. Dengan cahaya ilmu dan amal yang menghiasi dirinya, maka tak bisa ditampik lagi, berbagai pujian pun mengalir untuknya. Keluarga, teman-teman dan orang yang mengenalnya memujinya. “Saleh” , “zuhud” , “alim” dan berbagai atribut sanjungan lainnya mereka sematkan untuknya.

Demikianlah keadaannya. Sampai ketika ia telah mengenal internet, di sinilah perubahan itu bermula. Ia yang walaupun latar belakangnya dari sekolah umum, namun sejak mengenal dakwah dan tarbiyah sudah mulai menjaga jarak dari lawan jenis, bahkan terputuslah komunikasi antaranyadengan lawan jenis, kecuali bila darurat atau ada hajat yang perlu ditunaikan. Tatkala ia membuka dan menjelajahi dunia maya, terkesiaplah ia. Ia melihat dunia baru yang belum pernah dikenalnya sebelumnya.

Ia terpana menyaksikan interaksi antara (sebagian) ikhwan dan akhwat di “dunia baru” ini. Kalau hubungan antara (sebagian) ikhwan dan akhwat terasa “dingin” di dunia nyata, namun di dunia maya, justru “kehangatan”lah yang terasa. Sekat yang selama ini membatasi pergaulan Ikhwan-akhwat dalam dunia nyata, seolah-olah tak teraba di dunia maya. Para ikhwan yang selama ini “kaku”, “jaim (jaga image)” di depan akhwat, begitu juga sebaliknya, namun di dunia maya semua itu seakan tinggal cerita. Yang ia saksikan justru “keramahan”: saling menyapa, canda dan curhat mesra. ”Pesona” seperti inilah yang ia saksikan hampir setiap hari di dunia maya. Terlihat “indah” memang. Namun, baginya “pesona” itu hanyalah kamuflase atau fatamorgana yang menipu. Ia tak menghiraukannya. Ia tetap istiqamah dalam ilmu dan amalnya.

Akan tetapi, betapapun jernihnya kaca, bila selalu terkena debu maka akan kusam pula akhirnya. Meskipun ia mengingkari “pesona” yang ada di depan matanya, namun ketika “pesona” itu berulang-ulang disaksikannya sehari-hari, tanpa disadari “pesona” itu meronai benaknya dan bergelayut di hatinya. Jadilah “pesona” itu seakan magnet yang menariknya untuk menghampiri dan menyambutnya. Maka tatkala luapan “pesona” itu telah tertambat kuat di hatinya dan membuncah di dadanya, tak sanggup lagilah ia untuk menjauhinya . Ia pun menghampiri blog-blog para akhwat demi “maslahat dakwah”. Ia buka chatting dengan lawan jenis untuk suatu tujuan yang namanya “hidayah”.

Tak dinyana, ada “kehangatan” tersendiri baginya ketika itu. Maka ia pun makin bersemangat memberikan faidah atau nasehat kepada lawan jenisnya melalui komentar di blog maupun chatting. Demikianlah seterusnya, nasihat demi nasihat selalu mengalir darinya. Setelah berlalu beberapa waktu dilanjutkan dengan “nasihat akrab”: nasihat dengan sedikit canda agar menghilangkan “kekakuan”. Demikian seterusnya. Sampai akhirnya ia mengunjungi blog-blog para akhwat dan chatting dengan mereka hanya sekedar untuk bercanda, mengisi waktu luang dan mengobati kejenuhan.

Tanpa terasa adab-adab berbicara terhadap lawan jenis makin dilalaikan. Ilmu dan amal yang selama ini dikerjakan mulai ditinggalkan. Akhirnya pikirannya dipenuhi dengan “pesona dakwah“ yang dijalankannya. Di hatinya tersemai rindu untuk bertemu dengan “mad’u”nya. Bila satu hari saja tidak memberi “nasehat”, kegalauan mengurung hatinya dan menyesakkan dadanya.

Tak terasa hafalan Al-Qurannya pun terganggu. Kekhusyukannya dalam membaca dan merenungi kitabullah pun mulai luntur. Hari demi hari berlalu terasa makin sulit baginya untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Quran yang dibaca atau didengarnya. Ia tidak bisa lagi mencecap manisnya menyelami Al-Quran seperti sebelumnya.

Apa yang salah denganmu, ya akhi? Kenapa hatimu menjadi keras? Mana air mata yang dulu meleleh di wajahmu tatkala ayat-ayat Allah dilantunkan? Mana semangat beramalmu yang dulu membara tatkala hadits Nabi disebutkan? Apa penyebab semua ini, wahai saudaraku?

Internet! Itulah jawaban dari semua pertanyaan tadi. Kamu telah menjadi korban internet. Internet, chatting, facebook dan yang semisalnya telah menjauhkanmu dari cahaya hidayah!

Internet memang merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita semua di zaman ini. Namun siapa yang menyangka jika kenikmatan ini bisa berubah menjadi kebinasaan tatkala melampaui batas-batas hukum-Nya atau digunakan untuk selain yang diridhai-Nya.

Tak ada yang salah seorang ikhwan ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada akhwat, begitu juga seorang akhwat ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada ikhwan. Namun apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika ada “sesuatu” pada hatimu tatkala menasehatinya? Apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika pikiranmu membayangkan sosoknya? Apakah kata-kata mesramu itu bisa menunjukkannya pada hidayah? Apakah candamu itu bisa mendekatkannya kepada Allah?

Betul, di zaman salafus saleh memang ada surat-menyurat antara pria dan wanita. Melalui surat, mereka saling menegur, menasehati, memenuhi kebutuhan yang perlu diselesaikan. Akan tetapi, sudahkah kamu menyamai mereka dari sisi ilmu dan ketakwaan? Apakah kamu telah meneladani mereka dalam menjaga adab-adab berbicara terhadap lawan jenismu? Apakah derajat ketakwaanmu telah menyamai mereka sehingga hatimu tak merasakan “apa-apa” tatkala menasihati “mad’u”mu? Kalau jawabanmu belum, maka tutuplah “keindahan” dan “kerinduan” yang telah kamu rasakan ini. Gantilah itu dengan keindahan tangismu tatkala membaca ayat-ayat Rabbmu. Gantilah itu dengan kebahagiaan hatimu tatkala mempraktekkan sunnah Nabimu. Gantilah itu dengan kerinduanmu untuk bertemu dengan-Nya di akhirat kelak.

Kalau kamu merasa kebiasaan barumu itu sebagai sesuatu yang lumrah dan lazim, apalagi sampai menganggapnya sebagai sesuatu yang perlu diperjuangkan dan tidak semestinya dikekang, maka marilah kamu kami mandikan, kami kafankan, kami shalatkan, lalu kami kuburkan. Karena hatimu sudah beku, sekarat atau mati, meski masih bergerak jasadmu, masih menatap matamu,dan masih berbicara lisanmu. إنا لله و إنا إليه راجعون…

Astaghfirullahalazhim... na'uzubillah..

source : anungumar

Monday, November 15, 2010

KBM SSQ+5R (2010)


edit size

>>Klik Banner utk maklumat lanjut<<

Assalamu’alaikum wbt…

Cuti sekolah semakin tiba. Seperti biasa kami menyediakan program khas bagi mengisi masa lapang adik-adik di musim cuti sekolah ini.

KBM SSQ+5R kembali lagi!!

Banyak aktiviti menarik dan tertarik menanti adik-adik..

Butirannya seperti di bawah:

Tarikh : 8-11 Dis 2010
Masa : 8am ( 8 dis ) - 2pm ( 11 dis )
Lokasi : Impian Country Resort
Yuran : RM 200 sahaja
Peserta : 13 - 16 Tahun ( terbuka seluruh Malaysia )
Tarikh tutup : 1 Disember 2010
Maklumat lanjut hubungi :
Abg Bai ( 013-7517051 )
Kak Mia ( 012-6456228)


Tuesday, November 9, 2010

~ Exam Mode ~


"Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal.."

[3:159]


Selamat Exam!

bitaufiq wannajah!

robbuna yusahhil wa yunajjih fil imtihan..

~ Ameen Ya Robb ~


p/s: org lain dh nk abes pper, kte baru nk start.. ^_^


Wednesday, October 20, 2010

Jom daftar pemilih!


**Entry xde kaitan dgn tajuk dan mana-mana kempen pilihanraya~~ tp bg ssiapa yg dh cukup umur tu silelah mendaftar ye. Your vote can CHANGE THE WORLD! ^_^

Bismillahirrahmanirrahim..

Dalam hidup ini sebenarnya kita tak pernah sunyi dari membuat keputusan. Dalam sehari sahaja terlalu banyak keputusan yang telah kita buat dan kita ambil. Sama ada baik atau buruk, itulah pilihan yang telah kita buat.

Alangkah beruntungnya orang yang dapat membezakan setiap pilihan yang bakal diambil. Bertuahnya mereka yang dapat mengasingkan antara pilihan yang baik dengan pilihan yang buruk. Maka proses membuat keputusan pun menjadi mudah.

Tetapi bagaimana pula jika kedua-dua pilihan itu adalah pilihan yang baik atau kedua-duanya adalah pilihan yang buruk? Mungkin agak sukar bagi si pemilih untuk memilih sesuatu pilihan yang seharusnya dipilih berdasarkan apa yang telah dipilih oleh Allah untuknya.

Maaf agak serabut disitu. Tapi itulah yang sy hadapi sekarang. Tersepit antara dua pilihan yang mana kedua-duanya adalah baik tetapi tak pasti mana satu adalah yang terbaik untuk dipilih dan sesuai dengan kehendakNya.

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu sedangkan ia baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedangkan ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.." [2:216]

Ok Alhamdulillah.. Finally, i got the answer! [istikharah+du'a] Sy memang tiada jawapan untuk persoalan2 itu kerana jawapannya ada pada Dia. Seluruh takdir dan keputusan hidup ini telah diserahkan sepenuhnya pd Dia dan sepatutnya sy tak perlu memandai-mandai membuat keputusan sendiri kerana semuanya telah diputuskan oleh Al-Muqtadir (Yang Maha Menentukan). Hanya perlu memohon petunjukNya agar dipimpin hati ini kearah pilihan terbaik yang telah ditetapkanNya.

Robbuna yusahhil...

"Ya Allah, jangan Engkau biarkan nasib kami ditentukan oleh diri kami sendiri, walaupun sekadar sekelip mata atau kadar masa yang lebih pendek dari itu.."

Amin Ya Robbal 'Alamin..


Monday, October 11, 2010

Your Life Your Choice




What CHOICE will we make?

"Truly those who believe, and do deeds of righteousness, and perform As-Salat, and give Zakat, they will have their reward with their Lord. On them shall be no fear, nor shall they grieve.." [2:277]

*******************************

"O Allah! make me one who performs As-Salat, and also (raise such) among my offspring, O our Lord! and accept Thou my Prayer.."


Ameen Ya Robbal 'Alamin...


Monday, October 4, 2010

Teruskan bermimpi...


"Mia, bile ko nak jadi ustazah ni?"

Soalan yang tiba-tiba muncul dari seorang rakan sekolah saya ketika bertemu beliau di sebuah pasaraya petang tadi. Agak terkejut dengan soalan tersebut, sementara cuba berlagak 'cool' dan terus menjawab..

"Eh, aku memang dah jadi ustazah pun sekarang, ko tak tau lagi eh?"

Terhambur gelak tawa dari kami berdua. Mungkin pada pemahaman beliau itu hanya sekadar gurauan semata-mata, namun hakikatnya itulah yang saya maksudkan.

Memang 'ustazah' atau guru agama adalah salah satu di antara cita-cita saya suatu masa dahulu. Namun terpaksa saya kuburkan hasrat tersebut lantaran tidak berkelayakkan untuk menyambung dalam bidang agama. Dan saya sendiri secara peribadi merasa kurang layak untuk memegang 'title' itu.

Ustaz/ah atau murobbi?

Sejak 'diperkenalkan' dengan dunia tarbiyah dan dakwah ini, saya mula menjadi seorang yang berfikiran kritikal tentang perkara-perkara yang saya rasakan penting dalam hidup ini. Dulu jika saya pernah 'bermimpi' untuk menjadi seorang ustazah, hari ini secara tidak langsung sebenarnya saya sudahpun menggalasnya. Mungkin ada yang sedikit kehairanan, bagaimana pula seorang penuntut jurusan sains hayat atau lebih spesifiknya sistem maklumat boleh bergelar seorang ustazah? Sedangkan rutin hariannya lebih banyak 'berkomunikasi' dengan makhluk canggih bernama komputer bahkan dalam masa yang sama masih bergelar seorang pelajar. Bagaimana pula dalam masa yang sama seorang pelajar boleh menjadi pengajar? Oh, saya sangat berharap saya bukan sekadar pengajar bahkan berjaya menjadi seorang pendidik.

Apa bezanya pengajar dan pendidik? murobbi dan ustaz/ah? Jika dilihat dari zahirnya kelihatan kedua profession ini seakan-akan sama. Keduanya memberi ilmu pada anak didik mereka. Namun terdapat 'sesuatu' nilai yang membezakan keduanya. Guru, ustaz, ustazah, teacher, lecturer atau segala nama yang seangkatan dengannya, tugas hakiki mereka adalah untuk memberi ilmu kepada para pelajar. Memberitahu serta mengajar sesuatu yang tidak mereka ketahui dan adakalanya membimbing mereka untuk mencapai kejayaan didalam pelajaran. Maaf, mungkin agak keduniaan disitu. Kerana matlamatnya adalah untuk jangka masa pendek. Tapi hakikatnya tugas ini juga adalah tugas yang mulia.

Bagaimana pula dengan pendidik atau murobbi? Mereka juga menjalankan tanggungjawab yang sama dengan guru, namun yang membezakannya adalah pendidik mendidik serta membimbing anak didiknya mengenal Allah dengan elemen 'hati' iaitu kasih sayang. Tugasnya bukan sekadar di tadika, sekolah mahupun universiti bahkan dimana-mana sahaja dan berkuatkuasa sehingga ke akhir hayat. Tiada istilah 'pencen' atau 'bersara' untuk seorang pendidik. Beza bukan? Seorang pendidik atau murobbi seharusnya mempunyai nilai kasih sayang yang tinggi terhadap anak didiknya kerana itulah tunjang utama kejayaan sang murobbi dan sang mutarobbi dalam mencapai matlamat sementara di dunia dan matlamat yang berkekalan di akhirat. Keterikatan hati antara keduanya membuatkan proses pendidikan (tarbiyyah) ini berlansung sampai bila-bila.

Secara jelasnya kita dapat membezakan siapa yang dikatakan pengajar dan siapa pula yang dikatakan pendidik. Maka boleh saya katakan disini pendidik atau murobbi itu adalah seorang naqib/ah atau mungkin juga seorang yang bekerja sebagai guru. Sesiapa sahaja mampu dan boleh bergelar murobbi, tidak kira atas jawatan apapun yang mereka sandang ketika ini namun haruslah memenuhi kriteria yang sepatutnya ada pada seorang murobbi. Tidak mustahil seorang murobbi itu juga adalah seorang pelajar. Proses pembelajaran tidak akan pernah terhenti dan habis pada tahap-tahap tertentu. Ia berlangsung sepanjang hidup kita. Kesimpulannya, semua murobbi adalah guru namun tidak semua guru adalah murobbi.

Oleh kerana itu saya menjawab dengan jawapan yang sedemikian atas soalan rakan saya tadi. Saya yakin saya telah menjadi seorang pengajar, tapi masih berusaha menjadi seorang pendidik yang baik. Bila direnung kembali masa-masa yang telah saya lalui beberapa tahun lepas, baru saya perasan yang saya sebenarnya memang pernah menjadi seorang ustazah. Mengajar subjek agama pada anak-anak kecil yang baru mula mengenal dunia. Mungkin panggilannya sahaja yang berbeza. Saat itu saya digelar 'muallimah' kata nama seerti dengan ustazah dalam bahasa arab. Maka mimpi saya sudahpun menjadi kenyataan! Subhanallah walhamdulillah! Bahkan kini Allah beri peluang untuk saya dapatkan gelaran yang lebih mulia dari itu setelah saya berhenti mengajar disekolah tersebut.

Kini sedang berusaha untuk menjadi murobbi yang sukses fiddunya wal akhirah dan ingin terus mencipta mimpi-mimpi baru. Moga menjadi kenyataan dan lebih baik mengikut rencana-Nya.. Ameen!

Doakan saya.. ^_^

Allahu A'lam..


p/s: Sesi melepas rindu pada blog.. terlalu byk yg ingin diceritakan, tp yg utama itu lebih byk saat ini..


Thursday, September 9, 2010

Refleksi diri sebelum pemergiannya..

Bismillahirrahmanirrahim...

Tanpa disedari, kini kita telah berada dipenghujungnya. Terasa seperti baru semalam kita bersiap-siap menyambut kehadiran tetamu agung ini, namun hari ini hanya berbaki tidak sampai 1 hari sahaja lagi untuk bersamanya. Alhamdulillah, Allah masih berkenan memanjangkan usia kita hingga ke saat ini. Tiada siapa yang dapat memastikan bahawa dia akan bertemu kembali dengan ramadhan pada tahun hadapan. Terasa benar-benar dikejutkan dengan tazkirah paling mengesankan dari Allah SWT atas pemergian seorang akhawat baru-baru ini. (Al-fatihah buat Ukhti Raihana Zainuddin yang telah kembali ke rahmatullah pada 26 Ramadhan 1431 yang lepas akibat kemalangan jalanraya, moga Allah tempatkan beliau bersama para solihin dan muttaqin. Allahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha.. Amin Ya Robb.. )

Alhamdulillah, setiap kali tibanya ramadhan, terlalu banyak perkara yang membuatkan diri terasa seperti ditarbiyah secara tak langsung dari Allah SWT. Dari sebesar-besar perkara hinggalah sekecil-kecilnya. Pelbagai peristiwa yang dialami sepanjang ramadhan ini yang membuatkan diri terefleks kembali hubungan dengan-Nya.

Ramadhan bulan Al-Quran, bulan sabar, bulan perjuangan, bulan pembersih jiwa, bulan penyuci hati dan juga bulan perlumbaan meraih takwa dan kebebasan dari api neraka, kini ia bakal pergi meninggalkn kita. Tak pasti sama ada berpeluang untuk bertemunya kembali atau tidak. Namun yang pastinya dia akan kembali menemui kita disaat tibanya hari penyaksian. Dia akan menjadi pembela bagi orang-orang yang sukses meraih taqwa dan menjadi penuntut bagi orang yang membiarkannya pergi tanpa meninggalkan sebarang kesan yang amat bermakna.


Ramadhan seharusnya menjadi medan perubahan setiap individu kerana didalamnya terdapat bermacam jenis pelajaran yang jarang sekali dilakukan dibulan lainnya. Kerana itu Rasulullah saw dan para sahabat apabila tibanya hari raya, ia benar-benar merupakan hari kemenangan buat mereka. Mereka telah melalui proses pengkaderan rabbani dibulan ramadhan sehingga keluarnya mereka dari bulan suci ini, mereka menjadi lebih segar dengan peningkatan kualiti ibadah dan memiliki semangat baru untuk meneruskan dakwah. Begitu juga seharusnya kita.

Ramadhan ibarat kepompong yang bakal menghasilkan seekor rama-rama yang cantik apabila keluarnya dari kepompong tersebut. Namun bukan hanya baik dan cantik dibulan ramadhan bahkan seharusnya setiap bulan merupakan ramadhan bagi kita. Tarbiyahnya sentiasa melekat dihati dan setiap perilaku kita walaupun berada diluar ramadhan.

" Rabbani laisa Ramadhani "

Kita dituntut untuk menjadi seorang 'abid yang rabbani bukan sekadar 'abid ramadhani. 'Abid rabbani adalah hamba yang beribadat kepada Allah sepanjang masa tanpa mengira musim atau bulan2 tertentu. Manakala 'abid ramadhani ialah hamba yang beribadat hanya pada bulan ramadhan atau dalam kata lainnya ibadahnya bermusim. Hanya dilakukan dibulan ramadhan dan prestasi ibadahnya tidak dapat diteruskan pada bulan selain ramadhan. Alangkah ruginya jika kitalah insan yang ramadhani itu. Puasa dan ibadah lainnya cuma sekadar adat dan ikut-ikutan.

Sungguh beruntunglah orang yang dapat melanjutkan ibadah-ibadah sunat, tadarus, qiyamullail dan yang lain-lainnya setelah ramadhan berakhir. Sungguh berjayalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dimana pun dia berada. Sungguh sukseslah orang yang hidup berjamaah hingga berakhirnya kesempatan untuk beribadah. Sungguh rugilah orang yang berhenti qiyamullail dengan berakhirnya ramadhan. Sungguh celakalah orang yang kembali kepada kebiasaan lama dengan mengetepikan syari'at. Tidak akan mampu kita capai darjat ketaqwaan itu seandainya ramadhan menjadi bulan ibadah bermusim yang berakhir dengan kedatangan hari raya sahaja.

Moga sy, ikhwah wa akhawat fiLLah dilimpahkan rahmat, diberi hidayah dan redhai Allah serta menjadi hamba yang rabbani dan bertaqwa sepanjang masa. Mohon maaf atas segala kekhilafan, kekurangan dan ketelanjuran sepanjang berukhuwah. Moga ribat ukhuwah ini sentiasa terpelihara. Moga hati-hati ini sentiasa terpaut dengan cinta dan jihad dijalan-Nya.



اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ
وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا
وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى
مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ
مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا
وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

" Ya Allah berilah kami rasa takut pada-Mu hingga menjauhkan kami dari bermaksiat kepadaMu Ya Allah, berilah kami nikmat taat pada-Mu yang akan mengantarkan kami menuju syurga-Mu. Tanamkanlah dalam hati kami keyakinan yang meringankan kami menghadapi ujian dunia. Jadikanlah pendengaran, penglihatan dan kekuatan kami kenikmatan hidup yang Engkau berikan di dunia, dan jadikanlah ia sebagai warisan yang kami wariskan bagi generasi penerus. Ya Allah, jadikanlah pembalas atas orang yang menzalimi kami. Tolonglah kami dalam menghadapi orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau biarkan kami terkena musibah dalam urusan agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia itu sebagai tujuan utama kami. Janganlah Engkau biarkan kami merasa cukup dengan ilmu yang ada. Dan janganlah Engkau biarkan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami.."

Amin Ya Robbal 'Alamin..
Taqabbalallahu minna wa minkum


Eid Mubarak!
Kullu 'am wa antum bi khayr..


Friday, July 23, 2010

Moga diberi kesempatan..




Moga diberi kesempatan bertemu tetamu agung ini..
Moga kedatangannya kali ini lebih bermakna dari yang sebelumnya..

[Ameen]


"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. "
Al Baqarah [2]: 183

Sunday, July 4, 2010

I'll miss them..


AMARAN: Entri ini berbaur peribadi, sila abaikan jika tiada kaitan dan manfaat buat anda, terima kasih.. =)

~koYatt~

~koNa~


dan semua adik bradik "ko2" yg ade kt alam ni..


i'll miss all the moments that we had together..


~Uhibbukum fiLLah~



p/s: korang, kalau nk p pgram ke mane2 jgn lupekan diriku ye...sobs. ='(

doain gue ya! moga sukses slalu..amin3!

rajen2la update blog "ipnk" kite tu. blog bongek skali, dh bsawangs..


Lots of love,
kM ^_^


Awas! Jangan Tertipu Dengan Amal Sendiri


Imam al-Ghazali mengatakan ada manusia yang tertipu oleh keadaan, ilmu, dan amal yang dilakukannya. Mereka yang tertipu bukan hanya orang abid (banyak ibadah), tetapi termasuk orang yang alim (berilmu).

ibadah

Pertama, orang yang mempelajari ilmu agama dan ilmu lain, tetapi ia tidak mengamalkan ilmunya. Ilmu tidak mendekatkan dirinya kepada Allah, menjauhkannya dari yang haram, dan membentuknya berakhlak mulia. Ilmu yang dimiliki orang tersebut tidak berharga kerana tidak membuahkan amalan yang baik. Pemilik ilmu ini termasuk orang pertama dan paling berat mendapat azab Allah di akhirat. Nabi bersabda,

‘’Orang yang paling berat mendapat azab Allah adalah orang yang alim (berilmu), tetapi Allah tidak memberikan manfaat kepadanya melalui ilmunya. Ia salah seorang dari tiga golongan orang yang dikabarkan Nabi yang pertama merasakan azab api neraka.'’ (Al-Hadis).

Kedua, orang yang banyak beribadah dan berupaya memberatkan diri melakukan amalan lahir, seperti memperbanyak solat sunat dan puasa sunat. Namun, ia mengabaikan penelitian terhadap hati dan menyucikan hatinya dari berbagai penyakit batiniah, seperti iri, dengki, riya, dan sombong. Penyakit batiniah bukan hanya membuat amalnya tidak bernilai, tetapi juga merosak dirinya. Sesungguhnya Islam ingin mewujudkan keseimbangan antara amalan lahir dan batin, ibadah yang banyak dan berkualiti serta kesucian hati. Nabi bersabda,

‘’Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupamu dan harta yang kamu miliki, tetapi Ia melihat kepada hati dan amalmu.'’ (Al-Hadis).

Ketiga, orang yang beribadah kepada Allah dengan penuh kehati-hatian, tetapi sikapnya tersebut sampai pada batas menyulitkan dirinya. Sikap hati-hati memang dianjurkan Islam, tetapi tidak boleh sampai menyulitkan. Sebab, Allah menginginkan kemudahan kepada umatnya dalam pelaksanaan Islam, seperti firman-Nya,

‘’Allah menginginkan kemudahan kepadamu, dan Ia tidak menginginkan kesulitan terhadapmu.'’ (QS 2: 185).

Kehati-hatian yang berlebihan tampak pada orang yang dihinggapi rasa waswas oleh godaan syaitan ketika berwudhu. Orang itu berkumur-kumur berulang kali dan menggosok dengan keras ketika air wudhu mengenai kulitnya. Orang yang berwudhu seperti ini tertipu oleh amalnya kerana Islam tidak menuntut seperti itu. Yang penting basuhan air wudhu cukup apabila telah membasahi anggota wudhu

Alangkah baik kehati-hatian yang berlebihan ketika berwudhu dipakai dalam mencari rezeki halal. Dalam Islam mencari rezeki halal mempunyai kedudukan yang penting. Mencari rezeki yang halal untuk menyara kehidupan turut menentukan keberkahan hidup Muslim. Dan, pengabulan doa hamba oleh Allah terkait erat dengan kebersihan rezeki yang dicarinya. Nabi bersabda,

‘’Seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut, penuh dengan debu, dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,’ sedangkan makanan, minuman, dan pakaiannya haram, serta dikenyangkan dengan barang haram, maka bagaimana akan dikabulkan permintaannya (doanya).'’ (HR Muslim).

Semoga dengan ini kita dapat lebih berhati-hati dalam beramal soleh, antara ilmu dan amal haruslah seimbang. Jika kita ingin mengerjakan amal soleh tetapi belum tahu ilmunya lebih baik menanyakan kepada yg lebih tahu (Ahlinya).


Source : HaluanTarbawi.com



Tuesday, June 22, 2010

Surat protes kepada Arsenal


Ada banyak cara yang boleh dilakukan untuk kempen boikot terhadap zionis Israel, salah satunya seperti yang dilakukan gadis cilik dari Palestin ini.

Fatima Zahra, puteri Palestin yang baru berusia tujuh tahun menulis surat kepada para pegawai kelab bola sepak Inggeris Arsenal. Dalam surat pendeknya tersebut, Fatimah Zahra mengecam perilaku zionis Israel yang telah membunuh anak-anak Palestin.

"Israel telah membunuh anak-anak Palestin yang sedang bermain bola ... mengapa anda menyokong Israel?" tanyanya dalam surat yang ditujukan kepada kelab bola sepak Inggeris terkenal Arsenal.

Dalam surat yang dimuat oleh tapak Boycott Israel (inminds.co.uk) itu, Fatima menyatakan bahawa dirinya adalah fans Arsenal, tetapi memutuskan untuk tidak menyukai pasukan bola sepak itu kerana Arsenal menyokong Israel.

Di akhir suratnya, dia menulis "Arsenal is the best" tetapi dicoret. Dengan cara itu Fatima ingin menunjukkan kebenciannya terhadap semua institusi penyokong rejim Zionis.

Kelab bola sepak Arsenal sendiri baru saja menandatangi kesepakatan (26 Februari) untuk mempromosikan Israel sebagai destinasi pelancongan.

Dengan nilai kontrak perjanjian sebanyak 350,000 poundsterling Arsenal rasmi menjadi salah satu alat bagi Israel untuk mempromosikan destinasi pelancongan eksklusif ke wilayah Israel.


Source : ERAMUSLIM


Brotherhood, the Foundation of Glory..




Monday, June 21, 2010

Ikhlas tapi jauh..


Bismillahirrahmanirrahim..


Selepas berbual panjang dengan seorang sahabat, aku terdiam. Kelu tanpa kata. Fikiran melayang-layang entah kemana. Bermacam-macam perkara yang seakan-akan masuk dan beratur menunggu giliran untuk difikirkan.

ok, enough!

Walau apa pun terjadi, aku tetap aku. Memegang prinsip yang sama. Selagi tak bertentangan dengan syari'at. No one can change it! No one can influence me n nobody can stop me!

Biarkan Allah yang menilai. Kerana kehebatan dan kebagusan yang Dia nilai itu lebih bermakna dari kebagusan dan kehebatan dalam nilaian seorang manusia.

Wahai diri, bercerminlah pada peribadi seorang sahabat Rasululllah saw, Handzalah bin Rabi’ Al-Usaidi r.a. Pernah beliau mengatakan kepada dirinya,

"Nafaqo Handzalah! Telah munafik kamu Handzalah!"

Padahal beliau antara sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah saw. Apa yang membuatkan dirinya berkata demikian? Bila ditanya oleh Rasulullah saw, beliau menjawab dengan penuh kejujuran.

Handzalah merasakan bahawa iman yang dimilikinya terasa kuat saat beliau berada dekat dengan Rasulullah saw. Seakan ia menatap syurga dan neraka didepan matanya. Namun ketika kembali sibuk dengan keluarga dan urusan duniawinya, dia merasakan kondisi dirinya sangat berubah.

Subhanallah! begitu peka dan sensitifnya para sahabat terhadap kondisi diri dan hati mereka. Lalu apa yang harus aku ungkapkan untuk keadaan diriku? Adakah seperti yang diungkapkan oleh Handzalah? atau lebih teruk dan buruk dari itu?

Wahai diriku….

Bukankah kamu juga telah mengenal siapa dirimu? Yang lebih banyak sibuk dengan dunia? Diri yang lemah dalam beribadah, terkadang merasa berat berkorban untuk taat? Diri yang banyak bicara dan sedikit bekerja? Terkadang tanpa sedar, bekerja untuk mengharapkan 'sesuatu' dari pandangan manusia? Lalu apakah kamu masih terus melakukan hal itu sedangkan Allah SWT telah menegurmu?

”Aradhitum bil hayatiddunya minal akhirah? "
"Apakah kalian lebih menyenangi dunia daripada akhirat?” [9:38]
Astagfirullah!

Jangan kerana 'sesuatu', kamu menjadi bersemangat untuk membuat dan mengerjakan itu dan ini. Namun saat kamu kehilangan 'sesuatu', pudarlah segala hamasah pada amal dan pengorbanan itu.

Maka, tidak seharusnya kamu terpengaruh dengan bait-bait ungkapan manusia yang memuji-muji kehebatanmu. Tidak perlu kamu selitkan pengharapan untuk membuat sesuatu agar "dilihat" manusia seluruhnya sehingga berbakul-bakul pujian melimpah terhadapmu. Cukup hanya Allah yang melihat. Andai Dia melihat segala amalan yang kamu lakukan walau sekecil zarah sekalipun, itu sudah cukup bererti daripada manusia melihat kamu telah mengorbankan segunung tenaga dan upayamu demi agama.

Nilaian Allah lebih mahal harganya dari dunia dan segala isinya.

Jangan dicemari keikhlasanmu itu..

Ya Allah, letakkan dunia ini ditanganku, bukan sekali-kali dihatiku. Moga redhaMu sentiasa bersamaku.. Amin Ya Robb..


Saturday, June 12, 2010

Girls.. Jom swimming!!



RENANG REMAJA PEREMPUAN!


Tarikh : 18 Jun2010


Tempat : Gombak Bt 9


Masa : 9.00am - 1.00pm


Yuran :
RM 10


Sasaran :
Remaja 12 - 17 tahun ( perempuan sahaja )


** Berkumpul di pejabat JIM Melawati jam 8.00am, pengangkutan ke Gombak Bt 9 disediakan


hubungi :
Kak Mia ( 012-645 6228 )
Kak Yatt ( 013-6298720 )
Kak Yong ( 013-3060673 )


CEPAT2!! TEMPAT TERHAD!
First come, first serve!!


"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah"
[HR Bukhari & Muslim]