Photobucket

Wednesday, September 17, 2008

Kepompong Ramadhan

Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya (Hr. Bukhari Muslim).


Pernahkan Anda melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fasa dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari.


Setelah itu ia pun akan keluar dalam keadaan lain : ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa ya
ng tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan indah alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian menjadikannya koleksi sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.


Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Kebesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) mahupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakin Al Qur'an dan Al Hadits.

Jika proses metamorfosis pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, waktu yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam 'kepompong' Ramadhan, segala aktiviti kita sesuai dengan ketentuan-ketentuan "metamorfosis" dari Allah, niscaya akan mendapat hasil yang menyenangkan yakni manusia yang berdarjat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.



Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. 79:40 - 41).

Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? Kerana selama ini pada diri kita terdapat latihan lain yang turut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai Allah. Siapakah pelatih itu? Dialah syaitan laknatullah, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syaitan. "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu kerana syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala," (demikian firman Allah dalam QS. 25 : 6).

Akan tetapi kita bersyukur kerana pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syaitan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita dan kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah puasa kita harus ditingkatkan. Tidak hanya puasa atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja bahkan semua anggota badan kita lainnya agar mahu melaksanakan amalan yang disukai Allah. Jika hawa nafsu sudah mampu kita kendalikan, maka ketika syaitan dilepas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati sirat di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Pada bulan Ramadhan ini, kita dianggap sebagai tetamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga puasa kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita supaya turut berpuasa.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, kerana tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai disia-siakan.

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan sentiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga selepas 'kepompong' Ramadhan ini kita masuki, kita akan kembali kepada fitrah bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, amiin..




By: Aa Gym
Translated n edited by: CaHaYa KeBaJiKaN

0 comments: